Penyakit yang Mungkin Muncul pada Anak Remaja

Penyakit yang Mungkin Muncul pada Anak Remaja – Siapa bilang jika masalah kesehatan itu hanya mengincar orang tua? Malahan sebetulnya, di usia muda pun orang sangat rentan dengan masalah kesehatan lho. Cobalah saja kamu perhatikan, anak muda zaman sekarang banyak yang tidak mengatur pola makannya. Mereka pun lebih sering mengonsumsi junk food. Perihal ini yang membuat mereka jadi lebih mudah diintai oleh berbagai penyakit.

Pastinya tiap orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Begitu juga terkait dengan masalah kesehatan anak. Orangtua akan melakukan berbagai cara untuk memastikan anaknya tumbuh dengan sehat. nexus slot

Bermacam cara pun bakal dilakukan oleh orangtua supaya anaknya sehat, mulai dari memberikan makanan sehat, mengajaknya berolahraga, hingga rutin mengunjungi dokter. Umumnya, orangtua akan ekstra protektif ketika anak-anak masih berusia kecil. Padahal, kesehatan anak mesti selalu dijaga, terlepas berapa pun usianya. https://www.mrchensjackson.com/

Penyakit yang Mungkin Muncul pada Anak Remaja

Sehat saat masih kecil belum tentu menjamin kesehatan anak di masa yang akan datang. Sebab, beberapa penyakit rentan menyerang anak remaja. Kemudian, apa saja penyakit yang bisa muncul pada anak remaja?

1. Obesitas

Salah satu dari berbagai penyakit yang rentan menyerang anak remaja adalah obesitas. Obesitas ini sendiri terjadi karena adanya penumpukan lemak pada tubuh secara berlebihan. Penumpukan tersebut terjadi karena konsumsi makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan olahraga. Sehingga, kalori yang masuk tak seimbang dengan kalori yang dikeluarkan.

Penyakit yang Mungkin Muncul pada Anak Remaja

Obesitas yang memang masalah yang dapat mengancam siapa saja dari berbagai usia. Akan tetapi, anak remaja ternyata mengalami masalah ini lebih sering dibandingkan orang dewasa. Situasi ini seringkali dianggap sepele. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, obesitas dapat memicu anak mengalami berbagai masalah kesehatan ketika beranjak dewasa nanti.

Obesitas pada remaja umumnya muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Ketika remaja, anak biasanya akan bermain dengan teman sebayanya. Mereka mungkin bakal menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food. Kebiasaan makan yang buruk tersebut akan diperparah jika anak remaja tidak gemar berolahraga. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya tetap memperhatikan kebiasaan makan anak dan rajin mengajak mereka untuk tetap berolahraga.

2. Diabetes

Diabetes pun identik dengan penyakit yang biasanya menyerang orang dewasa. Namun ternyata saat ini anak usia remaja pun rentan terkena penyakit ini. Perihal ini pun sebetulnya berkaitan dengan obesitas yang rentan menyerang remaja. Pasalnya, obesitas pada remaja yang tak ditangani dengan baik bisa mengakibatkan berbagai penyakit serius, salah satunya diabetes.

Kebiasaan dalam mengonsumsi junk food, minuman bersoda, aktivitas yang padat, dan kurang berolahraga dapat membuat anak remaja rentan terkena penyakit ini. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua perlu selalu mengawasi pola makan dan kebiasaan berolahraga anak, supaya anak tetap selalu sehat. Pasalnya, bila tak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang berbahaya bagi kesehatannya kelak.

– Diabetes tipe 2

Berdasarkan pada penelitian, meningkatnya kasus obesitas nyatanya juga ikut menyebabkan meningkatnya angka kasus diabetes tipe 2 pada anak. Temuan ini pun tentunya cukup mengejutkan karena obesitas dan diabetes semakin meningkat jumlahnya di kalangan remaja. Padahal, saat sebelumnya diabetes tipe 2 dikenal lebih banyak menjangkiti orang-orang berusia di atas 45 tahun.

Sebelum saat tahun 1990-an, diabetes tipe 2 jarang ditemui pada anak-anak. Namun karena anak-anak dan remaja semakin banyak yang bertambah gemuk, jumlah kasus diabetes mulai meningkat. Hingga sekarang ini, diabetes tipe 2 jumlahnya terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Perihal demikian pun juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan pada hasil data dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyebutkan setidaknya tercatat 731 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun menderita diabetes melitus pada 2012. Angka ini pun mengalami peningkatan dari jumlah total 590 anak dan remaja pada 2011.

Jika diabetes tipe 1 dipicu oleh ketidakmampuan organ tubuh menghasilkan insulin, diabetes tipe 2 lebih dipicu oleh gaya hidup. Pola makan yang dengan kandungan kalori berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik yang sesuai, menjadi salah satu di antara penyebab utama diabetes tipe 2 terutama pada pasien berusia muda. Bila diabetes yang mungkin dialami oleh remaja tak terkontrol, hal ini bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, kehilangan penglihatan, gangguan saraf, amputasi dan gagal ginjal.

3. Stres

Salah satu penyakit yang dapat muncul pada remaja lainnya adalah stres. Sebelumnya pun pasti banyak yang mengira bahwa stres biasanya menyerang orang dewasa. Akan tetapi sekarang ini, anak usia remaja pun rentan mengalami stres.

Stres yang dialami para anak remaja bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya merupakan tekanan pelajaran di sekolah, tekanan pergaulan dengan teman-temannya, dan lain-lain. Orangtua pun mungkin akan menganggap sepele masalah yang dihadapi oleh anak. Akan tetapi perlu diingat bahwa setiap orang memiliki permasalahannya sendiri dan mempunyai cara yang berbeda dalam menghadapi masalah.

Oleh karena dari itu, sebaiknya orangtua selalu perhatikan juga kesehatan mental anak remaja. Cobalah untuk memahami permasalahannya tanpa menekan dan menghakiminya. Selain dari pada itu, upayakan untuk memberikan bantuan terbaik untuknya dalam menghadapi permasalahannya.

4. Gangguan Makan

Penyakit yang Mungkin Muncul pada Anak Remaja

Gangguan makan yang dihadapi oleh anak remaja dapat diakibatkan oleh tekanan dari pergaulan yang berat. Menurunkan berat badan menjadi obsesi para remaja karena jadi bahan ejekan dari teman-temannya yang juga didukung oleh gambaran tubuh yang ditampilkan media-media. Gambaran ini membuat anak remaja terdorong untuk menjadi kurus dan menjadi merasa tidak aman dengan bentuk tubuhnya. Penyebabnya anak remaja dapat mengalami bulimia dan anoreksia.

5.Stroke

Banyak orang yang memiliki pikiran jika stroke adalah penyakit yang hanya akan diderita oleh orang tua, tetapi sebenarnya stroke juga dapat menimpa semua orang di segala rentang usia.

Pasalnya, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Neurologi, para peneliti menemukan bahwa pasien rawat inap yang disebabkan karena terkena stroke iskemik akut pada pria dan wanita muda yang berusia yang berusia 18 hingga 34 tahun sudah mulai meningkat sebanyak 50 persen mulai dari tahun 2003 hingga 2012.

Penyakit stroke iskemik merupakan akibat dari tersumbatnya pembuluh darah yang menjadi pasokan darah ke otak. Penyakit stroke yang dimiliki orang di usia muda bisanya lebih beragam dan relatif jarang terjadi dibandingkan ke orang yang lebih tua. Penyakit stroke yang diderita oleh orang dewasa yang lebih tua adalah karena ateroskerosis, atau lemak dan endapan kalsium di arteri yang menjadikan penyumbatan di pembuluh darah. Yang terjadi di kalangan anak muda biasanya penyebabnya karena dari masalah kelainan jantung bawaan, aritmia, trauma, anemia sel sabit, merokok, dan migrain. Tidak cuma itu, menggunakan obat-obat terlarang seperti meth ataupun kokain juga memiliki peran dalam meningkatkan kondisi ini. Sering memakan junk food dan kurangnya melakukan akktivitas menggunakan badan dapat meningkatkan stroke lebih cepat, yang seharusnya kalau terkena penyakit ini terjadi ketika usia Anda lebih tua.

6. Penyakit Jantung

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang biasanya diindetikan dengan orang tua.Tapi, jangan salah! Pasalnya, tidak menutup kemungkinan jika penyakit satu ini bisa mengancam generasi muda yang masih gencar-gencarnya berkreasi dan mengekspresikan diri. Merubah pola hidup, pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stres merupakan penyebab utama orang menjadi gendut yang mana dapat menyebabkan serangan jantung yang mematikan.

Daftar Beberapa Negara Paling Tidak Sehat di Dunia

Daftar Beberapa Negara Paling Tidak Sehat di Dunia – Akhir-akhir ini, Clinic Compare melakukan sebuah polling yang menarik. Situs klinik perawatan kesehatan ini mengadakan survei untuk mengetahui peringkat negara-negara dengan pola hidup paling tidak sehat di dunia. Mengumpulkan data yang diperoleh WHO, CIA World Factbook, dan World Lung Association, perusahaan tersebut menganalisis prevalensi obesitas serta takaran konsumsi alkohol juga rokok per kapita setiap tahunnya di 179 negara.

Dilansir dari sebuah sumber, peringkat yang diberikan berdasarkan jumlah masing-masing faktor penilaian, untuk menentukan populasi negara mana yang memiliki gaya hidup paling tidak sehat. Wah, jadi penasaran! Kira-kira Indonesia masuk dalam kategori tersebut enggak, ya? Simak yuk hasil penelusuran tentang beberapa negara dengan gaya hidup paling tidak sehat di dunia! slot

1. Republik Ceko

Daftar Beberapa Negara Paling Tidak Sehat di Dunia

Negara yang tercatat sebagai salah satu negara pengidap kanker terbanyak di Uni Eropa ini menduduki posisi pertama sebagai negara paling tidak sehat di dunia. Ada beberapa faktor yang menjadikan Republik Ceko sebagai peringkat pertama, di antaranya konsumsi rokok yang sangat berlebihan, 29,1 persen dari total populasinya mengalami obesitas, dan tingginya konsumsi alkohol. www.benchwarmerscoffee.com

Sepertinya hasil perhitungan ini cukup logis. Hal ini dikarenakan rakyat Cekoslowakia terkenal paling banyak mengonsumsi bir di seluruh dunia. Bir sudah dibuat di Cekoslowakia sejak tahun 1118. Harga bir di restoran Cekoslowakia bahkan jauh lebih murah dibandingkan harga sebotol air mineral.

Wah, untung Indonesia tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara dengan gaya hidup tidak sehat. Jadikanlah informasi dari hasil polling ini sebagai motivasi untuk menerapkan gaya hidup sehat. Jauhilah konsumsi rokok, alkohol, dan makanan-makanan penyumbang lemak serta kolesterol yang tinggi, agar kesehatanmu selalu terjaga.

2. Rusia

Rusia yang dikenal sebagai “paru-paru Eropa”, karena cadangan hutannya terbesar di dunia dan jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan-hutan di Rusia merupakan terbesar kedua setelah hutan Amazon. Walaupun demikian, gaya hidup yang diterapkan oleh orang Rusia justru jauh dari sehat. Rata-rata, taip orang Rusia minum alkohol 13,7 liter dan mengisap 2.690 batang rokok per tahun.

3. Slovenia

Slovenia ini dikenal sebagai surganya wisata air dan kebun anggur. Di negara Slovenia, Kamu dapat menemukan kebun anggur atau tempat penyulingan anggur hampir di setiap wilayah berpenduduk. Bila jumlah kebun anggur tersebut digabungkan, totalnya terdapat 216 km2 perkebunan anggur di penjuru Slovenia.

Akan tetapi di sisi lain, penduduk Slovenia adalah konsumen produk tembakau terbesar ke-6 di dunia. Rata-rata tiap penduduknya menghabiskan 2.637 batang rokok setiap tahun. Inilah sebabnya mengapa Slovenia berada di posisi ke-3 negara paling tidak sehat di dunia.

4. Belarusia

Orang Belarusia sangatlah menyukai keju. Faktor kecintaan tersebut yang menjadikan mereka terkenal pandai membuat keju yang sangat lezat. Belarusia pun merupakan surganya varian kentang. Terdapat lebih dari 300 resep makanan berbahan dasar kentang. Namun disayangkan bahwa, tingkat konsumsi rokok dan minuman alkohol yang sangat tinggi, membuat negara ini berada di urutan ke-4 sebagai negara paling tidak sehat di dunia.

Berdasarkan WHO, Belarusia ini rata-rata mengonsumsi 17,5 liter alkohol murni setiap tahun. Jumlah ini nyaris tiga kali lipat dari jumlah rata-rata konsumsi alkohol secara global, yaitu 6,2 liter. Jika itu tidak terdengar cukup buruk, rata-rata laki-laki Belarusia mengonsumsi 27,5 liter bir dan minuman anggur per tahun. Walaupun mulanya membantah data WHO ini, pemerintah Belarusia akhirnya mulai memperbaharui peraturan terkait konsumsi alkohol.

5. Slovakia

Sekitar 27,4 persen dari total populasi Slovakia mengalami obesitas. Warga Slovakia pun dikenal oleh masyarakat dunia sebagai konsumen alkohol dalam jumlah sangat banyak. Slovakia memilki tingkat risiko kematian tertinggi akibat penyakit jantung di Eropa. Kondisi ini pun berkaitan dengan budaya orang Slovakia yang setiap hari sangat hobi mengonsumsi minuman anggur, daging babi, sosis, daging sapi, olahan roti, kue manis, dan keju feta dalam jumlah berlebihan.

6. Hungaria

Daftar Beberapa Negara Paling Tidak Sehat di Dunia

Sebagian besar dari pola diet warga Hungaria banyak mengonsumsi olahan roti dan masakan berbahan dasar daging. Akan tetapi, konsumsi terbesar mereka justru melibatkan rokok dan minuman anggur. Rata-rata, tiap penduduk Hungaria pun merokok sebanyak 1.774 batang rokok per tahun. Hungaria juga merupakan negara yang banyak memproduksi minuman anggur dengan kualitas yang sama seperti Pinot Grigio dan Chardonnay.

7. Kroasia

Orang Kroasia yang senang mengonsumsi olahan daging sapi dan makanan manis. Tak cuma itu, mereka pun mahir membuat anggur yang sangat baik kualitasnya. Budaya ini pun akhirnya memengaruhi pola makan dan gaya hidup orang Kroasia. Menurut pada hasil polling, negara ini berada di urutan ke-6 karena konsumsi alkohol setiap warganya mencapai 13,6 liter per tahun.

8. Polandia

Polandia yang menempati urutan ke-8 berkat pola konsumsi rokok dan minuman beralkohol. Rata-rata, tiap penduduk Polandia merokok 1.369 batang rokok dan minum 12,3 liter alkohol murni setiap tahun. Analisa ini pun dibenarkan oleh hasil riset.

Sebelumnya, orang Polandia bahkan pernah tercatat minum bir rata-rata 92 liter setiap tahun. Ini pun membuat negara Polandia sebagai konsumen bir ke-3 terbanyak di Eropa. Selain itu, warga Polandia juga gemar mengonsumsi makanan tinggi gula. Diperkirakan ada 100 juta paczki, yaitu donat Polandia, dikonsumsi setiap tahunnya pada hari Selasa sebelum hari Rabu Abu jelang perayaan Paskah.

9. Luksemburg

Negara kecil dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia ini memiliki masalah gaya hidup tidak sehat yang mulai meresahkan pemerintahannya. Hampir 25 persen dari penduduknya mengalami obesitas. Bagi Luksemburg, ini masalah besar.

Kenapa? Populasi negara seluas 2.586 km² ini hanya mencapai 587.864 jiwa pada tahun 2018. Artinya, ada sekitar 146.966 warga yang mengalami kegemukan. Masalah obesitas ini berkaitan dengan kebiasaan warganya yang suka mengonsumsi olahan keju, daging babi, daging sapi, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak dalam jumlah banyak.

10. Lithuania dan Amerika Serikat

Hasil polling pun sepakat bahwa menilai negara Lithuania dan Amerika Serikat sama-sama layak berada di peringkat 10. Orang Lithuania pun menjadi bangsa yang minum alkohol lebih banyak daripada populasi negara lain yang masuk ke dalam daftar hasil polling ini.

Tiap warga Lithuania biasa mengonsumsi 18,2 liter alkohol setiap tahun. Perihal ini mungkin menjadi hal yang tidak terhindarkan bagi mereka. Pasalnya, bir dari Lithuania banyak disukai oleh penduduk lokal dan diterima di seluruh dunia. Bir ini pun langganan mendapat medali emas dalam World Beer Championship di Amerika Serikat dan Stockholm.

Negara Paman Sam ini menjadi satu-satunya negara non-Eropa yang masuk dalam daftar 10 negara paling tak sehat sedunia. Peringkat ini pun cukup beralasan. Riset pun memperlihatkan, 1 dari 3 orang Amerika menderita obesitas. Inilah yang membuat Amerika ditempatkan sebagai negara dengan tingkat obesitas tertinggi kesembilan di dunia.

Berjumlah sekitar 35 persen populasi orang dewasa di Amerika Serikat kelebihan berat badan. Pola makan yang tak sehat merupakan salah satu alasannya. Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara yang paling banyak mengonsumsi sereal dengan kandungan gula tinggi.

WHO: 13 Tantangan Dalam Kesehatan Dunia Satu Dekade ke Depan

WHO: 13 Tantangan Dalam Kesehatan Dunia Satu Dekade ke Depan – Organisasi Kesehatan Dunia atau yang disingkat WHO (World Health Organization) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional serta juga bertempatkan di Jenewa, Swiss. WHO sndiri didirikan oleh PBB pada 7 April 1948.

Direktur Jendral yang sekarang ini yaitu Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO pun mewarisi banyak mandat serta juga persediaan dari organisasi sebelumnya, Organisasi Kesehatan yang merupakan agensi dari LBB. slot online

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) ini pun merilis 13 tantangan kesehatan dunia yang mendesak untuk diatasi pada tahun 2020. Daftar ini sendiri disusun oleh berbagai masukan dari para ahli di seluruh dunia. https://www.benchwarmerscoffee.com/

WHO: 13 Tantangan Dalam Kesehatan Dunia Satu Dekade ke Depan

“Kita perlu untuk menyadari bahwa kesehatan adalah investasi di masa depan. Negara yang berinvestasi secara besar-besaran untuk melindungi rakyatnya dari serangan teroris tetapi tidak terhadap serangan virus, yang bisa jauh lebih mematikan,” tulis Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom

Dilansir berdasarkan dari laman resmi WHO pada Kamis (16/1/2020), Tedros yang menyatakan wabah penyakit bisa membuat ekonomi dan suatu negara runtuh. Oleh karena itu, kesehatan bukan hanya masalah kementerian kesehatan saja.

Berikut ini merupakan ulasan dari 13 tantangan kesehatan dunia yang akan dihadapi hingga tahun 2030.

1. Peningkatan Kesehatan di Tengah Krisis Iklim

WHO pun menyatakan bahwa krisis iklim adalah krisis kesehatan. Polusi udara yang telah membunuh sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Perubahan iklim pun juga membuat peristiwa cuaca yang lebih ekstrem, memperburuk kekurangan gizi, hingga memicu penyebaran penyakit menular seperti malaria.

WHO: 13 Tantangan Dalam Kesehatan Dunia Satu Dekade ke Depan

“Emisi yang sama inilah yang menyebabkan pemanasan global bertanggung jawab atas lebih dari seperempat kematian akibat serangan jantung, strok, kanker paru, dan penyakit pernapasan kronis,” tulis WHO.

Oleh karena itu, para pemimpin baik di sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk membersihkan udara dan mengurangi dampak kesehatan dari perubahan iklim.

2. Pelayanan Kesehatan di Tengah Konflik dan Krisis

WHO memperhatikan bahwa di 2019, banyak penyakit yang membutuhkan respons cepat di negara-negara dengan konflik berkepanjangan. Petugas serta fasilitas kesehatan juga jadi sasaran.

“WHO telah mencatat sebanyak 978 serangan terhadap perawatan kesehatan di 11 negara tahun lalu, dengan 193 kematian.”

Selain dari pada itu, konflik membuat warga keluar dari rumahnya sendiri dan membuat puluhan juta orang kesulitan mengakses perawatan kesehatan.

3. Perawatan Kesehatan yang Lebih Adil

WHO pun memberikan pernyataan tentang kesenjangan sosial dan ekonomi menghasilkan perbedaan besar dalam kualitas kesehatan masyarakat. Di tengah itu, terjadi peningkatan global pada penyakit tidak menular.

WHO pun juga menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengurangi kesenjangan adalah lewat perawatan kesehatan primer yang menjawab sebagian besar kebutuhan kesehatan. Mereka menyerukan pada semua negara untuk mengalokasikan 1 persen lebih banyak dari Produk Domestik Bruto untuk meningkatkan layanan kesehatan primer.

4. Memperluas Akses Obat-Obatan

“Akses yang masih rendah ke produk kesehatan berkualitas mengancam kesehatan dan kehidupan, yang dapat membahayakan pasien dan memicu resistensi obat,” tulis WHO.

Mereka juga menyatakan, dalam sebagian besar sistem kesehatan, obat-obatan dan produk kesehatan merupakan pengeluaran terbesar kedua setelah pekerja.

5. Menghentikan Penyakit Menular

WHO sendiri memperkirakan bahwa pada tahun 2020, HIV, tuberkulosis, hepatitis, malaria, dan penyakit tropis yang diabaikan lain bisa membunuh sekitar 4 juta orang. Kebanyakan dari mereka yang rentan adalah warga miskin.

Selain dari pada itu, penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin seperti campak dan polio masih mengancam. Akar penyebabnya yaitu tingkat pembiayaan yang tidak mencukupi serta kelemahan sistem kesehatan di negara-negara endemik dan kurangnya komitmen pada negara kaya.

6. Persiapan Hadapi Epidemi

WHO juga menyatakan bahwa setiap tahunnya, dunia menghabiskan lebih banyak biaya dalam menanggapi wabah penyakit, bencana alam ,dan darurat kesehatan lain ketimbang mempersiapkan dan mencegahnya.

“Ini bukanlah permasalahan apakah pandemi lain akan menyerang, tetapi kapan, dan kapan pandemi itu menyebar dengan cepat serta berpotensi mengancam jutaan nyawa,” tulis WHO.

7. Perlindungan dari Produk Berbahaya

Makanan yang tak aman dan diet yang tak sehat bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari beban penyakit global saat ini. Belum lagi, masih ada kelaparan masih menjadi masalah.

“Dalam saat yang sama, orang mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, lemak jenuh, lemak trans dan garam.”

Kelebihan dalam berat badan, obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan diet juga meningkat secara global. Selain dari pad itu, tak semua negara memperlihatkan penurunan penggunaan produk tembakau. Rokok elektrik pun juga mulai menunjukkan bukti-bukti dari bahaya yang bisa muncul.

8. Berinvestasi pada Tenaga Kesehatan

WHO menilai bahwa, kurangnya investasi dalam pendidikan dan pekerjaan tenaga kesehatan, serta kualitas upah menyebabkan kekurangan tenaga kesehatan di seluruh dunia.

WHO: 13 Tantangan Dalam Kesehatan Dunia Satu Dekade ke Depan

“Dunia akan memerlukan sebanyak 18 juta tenaga kesehatan tambahan pada tahun 2030, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk 9 juta perawat dan bidan.”

9. Menjaga Keamanan Remaja

Lebih dari sebanyak 1 juta remaja usia 10 sampai 19 tahun meninggal setiap tahunnya. Penyebabnya mulai dari kecelakaan, HIV, bunuh diri, infeksi saluran pernapasan, hingga kekerasan.

“Penggunaan seperti tembakau, narkoba yang berbahaya, kurangnya aktivitas fisik, hubungan seks tidak aman, dan paparan terhadap penganiayaan anak semuanay meningkatkan risiko penyebab kematian ini,” WHO menjelaskan.

10. Mendapatkan Kepercayaan Publik

Kepercayaan membentuk pasien ketika mengandalkan layanan kesehatan dan mengikuti saran petugas seputar vaksinasi, minum obat, hingga penggunaan kondom.

“Kesehatan masyarakat pun dikompromikan oleh penyebaran informasi yang salah di media sosial, serta melalui terkikisnya kepercayaan pada lembaga-lembaga publik.”

Karena itu, penguatan layanan kesehatan primer penting sehingga orang mampu mengakses layanan lebih efektif serta mampu mengenal para tenaga kesehatan dalam komunitasnya. Disamping itu, perusahaan media sosial pun harus memastikan bahwa informasi kesehatan yang diberikan bisa dipercaya.

11. Pemanfaatan Teknologi Baru

Teknologi baru yang merevolusi kemampuan dalam hal pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan. Walau begitu, ini juga berpotensi menimbulkan pertanyaan dan tantangan baru seputar pemantauan dan regulasi.

“Tanpa adanya pemahaman yang lebih dalam tentang implikasi etis dan sosialnya, berbagai teknologi baru ini, yang mencakup kapasitas dan menciptakan organisme baru, dapat membahayakan orang-orang yang seharusnya mereka bantu,” tulis WHO.

12. Melindungi Obat-Obatan

Resistensi anti-mikroba yang mengancam dunia kembali ke era sebelum kemunculan antibiotik.

“Timbulnya resistensi anti-mikroba berasal dari berbagai faktor yang datang bersama-sama, untuk menciptakan kombinasi yang mengerikan, termasuk resep dan penggunaan antibiotik yang tidak diatur, kurangnya akses ke obat berkualitas dan terjangkau, serta kurangnya air bersih, sanitasi, kebersihan, dan pencegahan serta pengendalian infeksi.”

13. Menjaga Kebersihan di Layanan Kesehatan

Satu dari sejumlah empat fasilitas kesehatan di dunia kekurangan layanan air bersih. Padahal, perihal itu bersama sanitasi dan kebersihan sangat penting dalam sistem kesehatan.

“Kurangnya berbagai dasar ini di fasilitas kesehatan mengarah pada perawatan berkualitas rendah dan peningkatan kesempatan infeksi bagi pasien dan petugas kesehatan,” WHO menjelaskan.

Back to top